Wednesday, January 28, 2015

Terserang Flu tanpa Menulari Bayi

Beberapa hari ke belakang saya sempat terkena flu berat (plus asma kambuh) sampai harus ke rumah sakit. Bisa dibilang berat karena saya mengalami demam dan muntah-muntah sampai 3x. Belum lagi ditambah batuk-batuk dan hidung meler. Gak enak banget deh pokoknya! But the worst part is the fact that I couldn't hug and kiss my Zeya. :(

Lalu bagaimana dengan Zeya?

Untungnya sampai saat ini Zeya sehat wal afiat. Tidak ketularan saya sama sekali (dan alhamdulillah selama 4,5 bulan umurnya Zeya belum pernah sakit sekalipun). Teman saya bertanya "kok bisa gak ketularan?" dan saya pun mengingat-ngingat apa yang saya lakukan selama sakit.

Yang pertama adalah JANGAN BERHENTI MENYUSUI. Saya pernah baca bahwa pada saat si ibu sakit dia akan berbagi antibodi dengan bayinya sehingga si bayi malah jadi lebih kuat nantinya. Jadi, apapun yang terjadi jangan berhenti menyusui. Siasat saya adalah dengan MENGGUNAKAN MASKER kapanpun saya harus dekat dengan Zeya (menyusui, memandikan, dll). Saat selelsai menyusui, minta tolong suami atau kerabat untuk menyendawakannya. Selain itu CUCI TANGAN SESERING MUNGKIN atau KEEP HAND SANITIZER HANDY. Selesai buang ingus dan sebelum memegang Zeya saya selalu menyempatkan cuci tangan atau minimal memakai hand sanitizer. Selanjutnya adalah GANTI BAJU setiap 2 kali sehari. Dengan demikian diharapkan virus atau kuman tidak akan menempel di baju kita dan menulari si bayi. Untungnya saya sudah stok banyak piyama menyusui NNW. Yang terakhir adalah ISTIRAHAT DI RUANGAN TERPISAH. Bagaimanapun saya butuh istirahat, jadi saya titipkan Zeya pada adik atau suami dan saya tidur di ruangan terpisah. Mereka akan membawa Zeya pada saya saat dia perlu menyusu.

Sekarang saya sudah sembuh dengan sukses dan bayi bulat saya pun tidak tertular. Senang rasanya bisa kembali bermain, memeluk, dan mencium Zeya. there's no word can describe how much a mother happy when she hug her baby, right? :)

-Mommy B

Monday, January 26, 2015

Wonder Week di Usia Bayi 4 Bulan

Dalam post sebelumnya, saya bercerita tentang bagaimana Zeya dengan manisnya bisa tidur sendiri. Pola tidur Zeya sudah mulai terbentuk sejak dia berusia 2,5 bulan dan karena rutinitas kecil sebelum tidur itupun, Zeya jadi happy baby banget. Dia jarang menangis dan selalu tersenyum.

Hingga pada suatu minggu di bulan Desember 2014..

Pada waktu itu saya sedang sibuk mengontrol tim NNW dalam acara AIMI Breastfeeding Fair di Grand Indonesia, Jakarta. Seperti biasa, Zeya ikut kemanapun saya pergi. She was always been a sweet girl. Sit nicely in her pram, not asking for extensive cuddle or stuffs, but in those three days she was super clingy! Dia juga jadi agak galak, sukanya teriak-teriak, kalau sedang menyusu gampang sekali teralihkan konsentrasinya sehingga nenennya jadi 'cabut pasang'. Pada malam harinya pun dia mulai bangun setiap 2 jam sekali (lagi).

Saya sangat capek dan penasaran apa yang membuat bayi saya 'keluar' dari sifatnya yang biasa. Saya menghitung umur Zeya dan pada saat itu dia berumur 17 minggu. Saya pun googling mengenai growth spurt di usia ini dan pertanyaan saya pun terjawab.

Ternyata, growth spurt atau percepatan pertumbuhan pada bayi bukan hanya terjadi pada fisiknya saja namun juga pada aspek emosionalnya. Umur 19 minggu adalah masa dimana bayi mengalami masa emotional growth spurt dan dikenal sebagai wonder week. It's more like 'baby-puberty' hihihi.. That's why dia jadi galak banget. Gejala bayi memasuki wonder week dapat muncul as early as 17 week (just like Zeya) dan puncak-puncaknya adalah pada minggu ke 19 itu. Baca lengkapnya mengenai wonder week disini.


Saya merasa bersyukur karena saya mencari tahu tentang perubahan perilaku bayi saya itu segera, sehingga saya tahu apa yang akan saya hadapi dan merasa lebih siap. Saat harus kembali begadang di minggu ke 19 saya tidak ngedumel-dumel lagi. Hehe.. Dan saya juga tidak merubah rutinitas Zeya. Syukurlah, sekarang pola tidur dan sikap manis Zeya sudah kembali seperti sedia kala. She's even sweeter now.. Lebih ramah dan sociable. Yes, I'm a proud mom! ;)

Love,
-Mommy B

Sunday, January 25, 2015

Baby Skill: Tidur Sendiri

Malam ini, di jalan pulang setelah pergi bersilaturahmi ke rumah uyut nya Zeya, saya menggendong Zeya (4,5 bulan) di kursi depan bersama saya. Biasanya dia duduk sendiri di car seat belakang, tapi karena sudah mendekati jam tidurnya, saya pun memutuskan untuk menggendongnya. Tidak lama setelah kami meninggalkan rumah uyut, Zeya pun tertidur..

Saya tiba-tiba teringat bahwa bayi berumur 4,5 bulan ini bisa lho tidur tanpa harus dikeloni (disusui sampai tertidur, diayun ambing, dll). Jika sudah kenyang menyusu, dia akan mencabut mulutnya, berbaring di kasur sambil haoh-haoh sendiri dan tidak lama kemudian tidur. Berdasarkan artikel yang saya baca, bisa tidur sendiri adalah salah satu skill yang harus dimiliki bayi, sehingga dia tidak tergantung pada orang tua nya jika terbangun di tengah malam bukan karena lapar atau popok basah. Selama 4,5 bulan ini saya belum pernah mengalami masa susah banget bikin Zeya tidur (kecuali sebulan pertama dimana internal clock dia belum bekerja sempurna).

Sejak saya membawa Zeya pulang dari rumah sakit pada hari ke 3 usianya, saya sudah menerapkan bedtime routine dan membantu dia untuk membedakan siang dan malam. Cukup menantang karena kebiasaan saya begadang saat hamil ternyata berpengaruh pada bayi yang jadi suka begadang juga. 1-2 bulan pertama, Zeya selalu bangun setiap jam pada rentang waktu pukul 00:00 - 05:00. I feel drained and rungsing everyday! Tapi saya tetap keukeuh menerapkan bedtime routine yaitu mandi air hangat sekitar pukul 17:30 dilanjutkan dengan massage bayi sekitar 10 menit, setelah itu aktivitas di tempat tidur yang bernuansa santai seperti membaca buku cerita. Selanjutnya sekitar pukul 19:00 saya akan memeluk dia sambil menyanyikan lullaby (andalan saya Goodnight Song by Mocca), membaringkannya di tempat tidur, menyusuinya sambil memanjatkan doa kepada Tuhan bersama. Saya lakukan rutinitas ini secara konsisten sampai sekarang. Dari mulai yang tidak berpengaruh apa-apa pada pola tidur Zeya, sampai akhirnya sekarang dia selalu pergi tidur dengan senyum manis.

Selain bedtime routine, saya juga keukeuh membantu dia membedakan siang dan malam di bulan-bulan pertamanya. Caranya adalah dengan melakukan segala aktivitas (menyusu, bermain, mengganti popok) dengan ceria, penuh cahaya, dan banyak suara saat siang hari. Sedangkan pada malam hari, begitu menyanyikan lullaby, saya matikan lampu (hanya memakai lampu tidur), mengecilkan suara TV, dan berinteraksi lebih sedikit dengan dia. Saya bahkan tidak berbicara atau melakukan kontak mata saat mengganti popoknya di malam hari. Dengan demikian dia akan belajar bahwa siang adalam waktu senang-senang dan malam adalah waktunya beristirahat.

Dua cara tersebut telah membantu saya melalui hari dengan lebih ringan sekarang. Sebagai mompreneur tanpa ART, tidur berkualitas adalah hal yang mewah. Sekarang, Zeya rutin tidur pada jam 7 malam, bangun 1 atau 2 kali untuk menyusu, dan bangun pukul 6 besok paginya. Jika sesuatu mengagetkannya dan membuatnya terbangun, dia akan membuka mata, lalu tidur lagi. No drama of endless or sudden cry! I'm lucky to have such a nice baby.. :)


- Mommy B