Monday, November 2, 2015

Tetap ceria bersama NNW

Dulu waktu hamil anak pertama dan kedua nggak pernah kepikiran untuk punya baju menyusui. Sempat mencoba satu brand nursing wear tapi kecewa dengan kualitas bahannya. Namun di kehamilan yg ketiga saya berubah pikiran. Kebetulan HPL sang bayi di bulan november, berarti bulan desember saya bisa membawa sang bayi ikut ibadah natal. Biar dedek bayi bisa tetap minum Asi saat ibadah berlangsung, saya butuh outfit yang tepat untuk natal kali ini. Akhirnya saya cek di instagram #nursingdress dan yang keluar adalah foto-foto baju dari Nyonya Nursing Wear. Sekali lihat, saya langsung suka dengan modelnya. Vidya dress dan raquel blouse jadi pilihan pertama saya. 
Begitu paket sampai dan pakaian dikenakan, hmm, bahannya nyaman dan cuttingnya pun pas. Bukaan untuk menyusui juga cukup lebar tapi tetap tersembunyi jadi aman menyusui di public area tanpa pake nursing apron. Natal tiba dan kami pun bersilaturahmi ke rumah teman-teman gereja. Salah satu ibu bercelutuk saat melihat saya membawa bayi, "Loh, kamu nanti gimana nyusuinnya?. Dengan santai saya menjawab, "Tenang tante. Kan ntar tinggal buka di sini," sambil menunjuk bukaan di dress saya. Dan saat dia melihat saya sedang menyusui, dia pun berkata, "Asyik juga ya sekarang menyusui lebih enak karena bajunya ada bukaan, kalau dulu malu deh kalau harus menyusui di tempat umum, makanya kalau lagi keluar bawa susu formula"
Yah, seandainya zaman dulu sudah ada nursing dress yang keren seperti Nyonya Nursing Wear mungkin akan lebih banyak bayi yang dapat ASI eksklusif.
Thank you Nyonya. Suasana hatiku lebih ceria karena dapat tampil cantik meski sedang menyusui :D
 
- Hilda Davina, Tangerang

Kenyamanan paling utama


Ini cerita saat liburan mudik ke rumah mertua di Kota Caruban, Madiun. Saat berangkat di hari H, memang sering buru-buru. Saat itu berangkat jam 9, tapi baru packing jam 7. Nggak ribet malah nggak enak memang, Mom. Hehehe. Belum lagi menyiapkan dan mendadani si bayi Cayapata, bikin makin rempong pokoknya.
Dan tentu saja nggak boleh ketinggalan, kostum untuk jalan-jalan. Secara saya adalah ibu menyusui yang berjilbab, jadi wajib hukumnya membawa baju menyusui yang nyaman dan nggak vulgar kalau dipakai di tempat umum.
Berhubung koleksi baju menyusui saya hanya 3. Meskipun belum kering, Mamel akhirnya saya bawa saja. Nanti bisa dijemur di rumah mertua.
Akhirnya kami berangkat, dan besoknya sudah direncanakan akan jalan-jalan. Baju yang mamel akhirnya bisa dipakai setelah sebelumnya disetrika biar cepat kering. Hahaha.
Terus terang, saya cuma punya punya 3 baju menyusui, dan semuanya beli di NNW. Dua lainnya tank top. Ternyata tank top sangat membantu, nggak usah beli baju menyusui banyak. Pakai baju koleksi lama dengan tank top dari NNW sudah sangat membantu.
Baju NNW tentunya jadi baju andalan saat keluar rumah, jalan-jalan ke Mall atau luar kota. Sampai kadang malu kok pakai baju (NNW) ini terus ya? Tapi buat saya kenyamanan tetap utama. Omongan orang sih, nomor dua.


Thank you, NNW!
- Muefah

Monday, October 26, 2015

NNW, membantu secara fisik dan psikologis

Hi Nyonya Nursing Wear..
Pertama aku ingin mengucapkan thanks a lot untuk baju - baju yang memenuhi lemariku. You know, sangat senang rasanya hamil, melahirkan serta melihat anak kita tumbuh dan berkembang dengan baik. Apalagi bisa menyusui mereka eksklusif selama 6 bulan pertamanya. Masalahnya aku sempet dilema dengan berat badan dan bentuk tubuh yg berubah drastis, waktu anak pertama aku naik 25 kg dan hanya bisa turun 15 kg.
Start anak ke 2, beratku 72 kg dan naik hingga 96 kg. Sempat bingung dan putus asa ketika konsultasi dengan dokter bahwa ibu menyusui itu tidak boleh melakukan diet.
Well, selang berapa lama aku berpikir, tidak adil rasanya kalau hanya masalah badan bisa membuatku tidak memberikan ASI eksklusif pada anakku yang masih mempunyai masa depan yang panjang untuk dia jalani. Egois sekali.
Sekarang alhamdulillah aku dapat menyusui anakku dengan tenang. Berat dan bentuk tubuh tidak menjadi persoalan lagi buatku. You know why? Because of you, NNW.
Mungkin bagi sebagian orang baju - baju itu hanya memudahkan untuk menyusui, tapi buatku baju - baju nyonya nursing wear lebih menyentuh segi psikologiku, modelnya yg modis dan pas dengan ukuran badanku sekarang,  membuatku merasa I'm beautiful whatever I look.

Sorry for my Chesa and Zayn, mama sempet egois dan memikirkan diri sendiri. Buat bunda yang lain, membuat badan menjadi ideal lagi bisa kapan saja tapi memberi sesuatu yang terbaik untuk anak hanya saat ini, saat 6 bulan pertamanya. So, give ASI as long as you can. Anywhere, anytime. :)

- Indah Aryasa, Bandung

Mendukung adaptasi new mom dengan nursingwear yang nyaman

Halo, perkenalkan nama saya Caca, ibu satu anak laki-laki bernama Abi usia 3 bulan.
Alhamdulillah Abi lahir sehat sempurna dengan persalinan normal tanggal 30 September 2014 pukul 23.10 WIB. Saya tidak pernah sebangga dan sebahagia ini sebelumnya. Ngurusin ribetnya nikahan yang kalau kata orang jadi ratu semalam, masih kalah bahagianya dibanding melahirkan.
Allah Maha Baik. Alhamdulillah, Allah mengabulkan satu per satu doa saya. Saya memang mempersiapkan secara matang kehamilan pertama saya, mulai dari dokter kandungan yang kece, rumah sakit bersalin yang pro IMD pro ASI, jarak tempuh dari rumah, biaya persalinan, pakaian dan peralatan untuk menyusui, dll. Niat saya memang melahirkan secara normal, bisa IMD, dan bisa menyusui ASI.
Meskipun saya bisa merasakan nikmatnya IMD selama 1 jam, keesokan harinya saya merasa was-was karena ASI saya yang tidak langsung banyak keluar. Namun tetap saya disusukan pada Abi. Sampai 2 malam saya di RS, setelah dokter kandungan saya datang untuk mengecek kondisi saya, saya diperbolehkan pulang.
Ketika Abi usia 4 hari, suhu badannya tinggi, saya pernah baca kalau diberi ASI akan turun sendiri, walaupun ASI saya belum lancar tetap saya berikan.  Esoknya memang jadwal Abi kontrol dokter anak. Kami kembali ke RS tempat Abi dilahirkan. Betapa kecewanya saya ternyata Abi terkena kuning dan harus difototerapi, tidak diizinkan pulang. Saya dan suami bingung setengah mati, saya bilang apa adanya ke dokter kalau saya tidak tega meninggalkan Abi di RS, karena paling tidak butuh waktu 24 jam untuk fototerapi. Pikiran saya semwarut, bagaimana dengan ASInya dll.
Akhirnya saya dengan suami memutuskan untuk menginap di RS, kami beli kamar untuk istirahat kami. Kami tidak tega meninggalkan Abi sendiri di RS meskipun dokter bilang saya boleh pulang.
Malam itu sebelum Abi difototerapi, saya berusaha memberikan ASI dulu, malang ASI saya tetap belum lancar. Bidan menyarankan untuk memompa, hasilnya pun sangat mengecewakan. Dalam hati, saya menyalahkan diri saya sendiri baru kali ini saya begitu bodoh sampai anak sendiri sakit karena saya. Tak kuat, saya peluk suami saya, saya menangis.
Tawaran untuk memberi susu formula mulai menghantui, suami nampaknya mulai resah sehingga membujuk saya agar mau memberikan formula. Saya bingung, di satu sisi saya ingin memberikan asi eksklusif, di sisi lain saya tahu asi saya belum lancar dan anak saya harus diberi makan.
Teringat postingan teman saya yang mempunyai anak lebih dulu, dia memiliki persediaan asip yang tidak sedikit. Nekat saya telpon dia, kebetulan anaknya juga laki-laki, saya minta tolong apakah mau mendonorkan asipnya. Alhamdulillah teman saya bersedia. Setelah Abi diproses untuk fototerapi (dalam keadaan lapar 😭), saya dan suami bergegas pulang untuk packing sebentar dan menuju rumah teman saya. Saya ceritakan semua ke teman saya, dia sangat paham, selain memberikan asipnya saya diberikan pula persediaan fenugreeknya. Alhamdulillah.
Bergegas pula kami kembali ke RS untuk memberikan Abi asip milik teman saya. Untuk pertama kalinya Abi mengenal dot. Hati saya terenyuh melihat Abi minum dengan lahapnya namun bukan dengan asi milik saya.
Di kamar RS saya rajin memompa, berapapun yang saya hasilkan langsung saya bawa ke ruang bayi untuk diberikan ke Abi. Tentu setiap ke ruang bayi saya selalu sendu, tidak tega melihat Abi sendiri dengan penutup mata dan diaper. Saya berusaha kuat, saya harus tegar, karena jika saya lemah, Abi pun ikut lemah. Saya tahan tangis saya sekuat tenaga saya, saya ajak Abi berbicara bahwa Abi anak kuat, Abi anak sehat sebentar lagi kita pulang.
Setelah 24 jam yang melelahkan, hasil lab sudah kami peroleh, Abi diperbolehkan pulang. Selama di rumah saya gembleng diri saya sendiri. Saya konsumsi semua yang kata orang bisa memperlancar asi saya. Mulai dari kacang-kacangan, sayur katuk, dan jus pare. Alhamdulillah lancar dan melimpah sampai harus saya pompa. Alih-alih meminum asipnya, Abi lebih doyan menyusu pada saya but I love this bonding. Bahkan sekarang kalau diberi dot, Abi malah nangis menolak. Bingung dong saya, otomatis Abi harus ikut saya kemanapun saya pergi. Kemana-mana saya pake kemeja kancing depan supaya mudah menyusui. Tetapi tidak semudah yang saya pikir, tetap ribet karena harus buka kancingnya dulu dan mencari penutup untuk dada saya yang terlihat.
Sampai kakak ipar saya mention saya di instagram @nyonya_nursingwear, saya coba untuk membelinya. Produk nyonya pertama saya yaitu Nadya warna biru dongker. Wah, di luar dugaan ternyata nyaman sekali, saya pakai dengan cardigan karena saya berjilbab, bahannya juga nyaman spandex dingin dan melar. Paling penting adalah tidak repot untuk menyusui dan dada tidak terlihat karena menyusuinya tinggal membuka celah di samping dada (jadi ngga gampang masuk angin juga hihihi). Setelah itu saya jadi ketagihan beli model-model yang lainnya, saya punya Casey, Carmen, Tiara, Anna, dan akan terus beli model yang lainnya. Terima kasih Nyonya Nursingwear karena sudah menyediakan pakaian menyusui yang nyaman dan menyenangkan pemakainya, yang paling penting adalah mendukung asi eksklusif, so please tetap berinovasi karena memang beda dari produk baju menyusui lain.

- Nur Pasca Fitriani, Surabaya

Monday, October 19, 2015

Tetap Gaya ketika Menyusui


Ketika memutuskan untuk menyusui anak saya yang ke-2, saya bersemangat karena termotivasi akan memberikan yang terbaik. Namun di sisi lain, juga mulai terbayang kerepotan yang akan terjadi, mulai dari siap sedia menyusui di mana saja dan kapan saja, sibuk memompa ketika masuk kerja, serta keharusan menjaga asupan makanan agar ASI berkualitas. Persiapan menyusui seperti pompa, apron, botol-botol kaca adalah hal-hal pertama yang saya siapkan. Menyusul berikutnya adalah mengumpulkan stock kemeja atau baju berkancing depan. Terus terang melihat baju kemeja tersebut rasanya membosankan, karena modelnya begitu-begitu saja. Terbayang ke kantor harus berkemeja dan kalau ke mall juga demikian. Di rumah pun harus memakai daster berkancing depan, padahal inginnya tetap gaya dengan kaos.
Hingga pada suatu waktu ketika sedang berselancar di internet, saya menemukan website Nyonya Nursing wear. Ketika melihat-lihat websitenya, saya langsung bersemangat karena modelnya tidak melulu “kemeja”.  Tanpa menunggu lama, saya langsung membeli kaos Phoebe putih dan tanktop Mandy putih. Pertama kali saya menerima barangnya, saya langsung suka karena bahannya halus dan berkesan premium. Phoebe sering saya pakai ketika ada tamu di rumah atau sekedar pergi ke dokter untuk kontrol bayi karena nyaman dan praktis.
Pada saat yang sama saya mulai masuk kerja, Nyonya Nursing wear meluncurkan line koleksi baju kerja.  Sayapun langsung antusias mencari tahu apa yang ditawarkan Nyonya Nursing wear. Pada kesempatan pertama, saya langsung membeli Marie dan Wendy dan keduanya langsung jadi baju yang sering dipakai ke kantor. Dari keduanya, favorit saya adalah Marie. Awalnya teman-teman sesama ibu menyusui pikir saya tidak menyusui karena mengira baju yang saya pakai bukan potongan baju menyusui.
“Nggak menyusui yah Nggit?”
“Menyusui kok, kan bayi masih 3 bulan”
“Kok bajunya gitu, nggak ada bukaan depan, apa nggak ribet pas mompa ASI?”
Namun ketika dijelaskan bahwa baju ini memiliki celah vertikal kanan kiri untuk bukaan menyusui tanpa kancing yang ribet, mereka langsung takjub atas keunikan baju ini. Kecintaan saya pada Marie bukan saja karena bukaan menyusuinya yang unik, tapi juga pada bahannya yang adem, serta potongannya yang memungkinkan dipakai kerja dan jalan-jalan.
Kalau nge-mall sambil pakai baju inipun, pemakaiannya sangat praktis, karena ketika bayi sudah lapar, bisa langsung dibuka dan ‘hap’ disusukan tanpa ribet buka kancing. Malah saking favoritnya, saya punya 2 (dua) Marie, yaitu Marie blue dan pink!! ☺
D:\INGGIT\PERSONAL\My Pictures\Personal\compress claire.jpg

Sejak memiliki beberapa koleksi Nyonya Nursing wear, menyusui bukan lagi kegiatan yang merepotkan. Gaya dan praktis bisa didapat dalam koleksi Nyonya...!
D:\INGGIT\PERSONAL\My Pictures\Personal\compressed.jpg

Salam,
  • Mama Inggit dan Baby Arkana ☺, Jakarta

Menyusui dengan nyaman di ruang publik

Hai, nama saya Enny, ibu dari seorang bayi perempuan yang berusia 8 bulan sekarang. Nama Bayi kami adalah Samaggiya. Dia memiliki penyakit jantung bawaan (pjb) dan sudah dioperasi di salah satu rumah sakit di luar negeri 5 bulan yang lalu. Sekarang dia harus melakukan check up rutin sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter. Karena Samaggiya masih bayi, dokter memberi saran ketika kami menaiki pesawat, sebaiknya bayi diberi kompeng saat pesawat take off dan landing tetapi kebetulan Samaggiya tidak mau menggunakan kompeng. Lalu saya berinisiatif untuk memberikan ASI saat pesawat take off dan landing. Dengan memakai baju menyusui dari nnw, saya dapat memberikan ASI kepada Samaggiya di tempat duduk dengan seat belt yang tetap terpasang.
Sesampainya di luar negeri, tentu saja sebagian besar kegiatan kami berada di tempat umum seperti di terminal bus, bus, taxi, rumah sakit, restoran atau mall. Saat kami berada di tempat umum, biasanya suami selalu menyuruh saya berpindah tempat jika ingin menyusui bayi kami. Bahkan jika tidak ada lokasi yg sepi di tempat tersebut, saya harus menyusuinya di toilet. Saya sangat tidak nyaman melakukan hal ini tetapi karena ini adalah permintaan suami maka dengan terpaksa saya menurutinya juga. Namun dengan memakai baju menyusui NNW, sekarang suami sudah mengizinkan saya untuk menyusui bayi kami di tempat umum. Samaggiya sekarang juga tidak harus merengek untuk menunggu saya mencari tempat yang nyaman dan aman untuk menyusuinya.
Baju menyusui dari NNW sangat nyaman dipakai dan bayi pun aman saat diberi ASI. Terima kasih banyak NNW karena sudah menjadi solusi terbaik saya untuk mengatasi permasalahan di atas.

-Enny, Medan

Tuesday, October 13, 2015

Tetap bergaya feminim saat menyusui

Hai NNW, aku mau sharing pengalaman aku. Aku baru mempunyai anak pertama yang masih berumur 3 bulan dan ASI badan. Jadi waktu itu aku selalu menggunakan kemeja berkancing depan supaya memudahkan untuk menyusui di mana pun dan kapan pun. Namun, lama kelamaan merasa bosan karena selalu dengan gaya berpakaian kemeja. Pada suatu hari aku datang ke acara aqiqahan istrinya teman suamiku. Saat itu kita sedang menyusui anak bersama-sama di satu ruangan, aku melihat dia menggunakan dress warna hitam, tetapi sambil menyusui anaknya tanpa harus repot membuka dressnya itu dan tidak ada kancing depannya lagi. Lalu, aku bertanya pada dia, beli dressnya dimana dan dia merekomendasikan NNW kepadaku. Langsung tanpa berpikir panjang, aku langsung membuka instagram NNW dan langsung memesannya. Wow, ternyata banyak model baju menyusui NNW yang lucu dan bagus, tetap bisa bergaya seperti sedang tidak menyusui. Karena aku selalu senang berpenampilan feminim, maka aku langsung memesan dressNNW type Camila, Vidya, dan Fiona untuk pertama kalinya. Semenjak aku mempunyai dress menyusuiNNW, aku sudah tidak repot atau bingung untuk memakai dress lagi kemana pun aku berpergian, ke rumah sakit saat membawa bayiku untuk imunisasi, aku menggunakan dress NNW itu atau bahkan ke mall sekalipun untuk sekedar jalan-jalan untuk membeli keperluan bayiku. Jadi, sekarang aku bisa tampil feminim lagi deh seperti saat sebelum menikah dan saat hamil, tanpa harus repot membuka kancing untuk menyusui bayiku dimana pun, kapan pun. Bye bye kemeja... I'm so in love with NNW, bahannya super adem, nyaman, nggak ribet, dan mommy bisa tetap terlihat kece :)

- Dicha, Jakarta

Nursing wear masa kini

Suatu sore, setelah Daddy-nya Azka pulang kantor, kami pergi untuk berbelanja bulanan di salah satu mall di kota medan. Pertama kalinya saya memakai nursing wear dari #NNW. Di Medan, untuk mendapatkan nursing wear itu nggak gampang. Sudah tanya kesana sini, nggak ada yg jual. Akhirnya rasa penasaran saya berlanjut di instagram, mencari online shop dengan hastag #bajumenyusui. Alhamdulillah ketemu sama NNW.
Setelah berbelanja dan makan, niatnya padahal mau window shopping sambil jalan ke parkiran, tapi Azka nangis nggak mau diem di strollernya, padahal biasanya anteng. Kebiasaannya Azka, kalo sudah haus harus cepat-cepat dikasih susu, kalau nggak, pasti dia jerit-jerit. Untunglah, nggak jauh dari saya, ada kursi di dekat lift depannya cafe, jadi akhirnya saya duduk di sana.
Waktu saya mau membuka susu untuk Azka, ada ibu-ibu nyamperin saya. Dia bilang, ada ruangan menyusui di lantai 1. Saat itu, posisi saya di lantai 4. Untuk ke lantai 1 rasanya jauh banget. Bisa-bisa keburu Azka nangis jejeritan.
Saya bilang, "Nggak apa-apa, Bu. Disini aja," sambil tetep duduk di kursi itu.
Ibu itu heran karena saya pake dress (Vidya Dress). Mungkin dia pikir saya mau buka dari bawah kali ya, hahaha.
Dia bilang sambil menunjuk cafe di depan saya, "Nggak sopan loh, Dek. Soalnya di depan itu tempat orang makan.”
Saya cuekin aja si ibu tadi, sambil tetap menyusui Azka.
Kemudian Ibu itu kembali bertanya, "Loh, bajunya ada jendelanya? Kok keren ya? Beli dimana? Berapa harganya?"
Sambil senyum bangga, saya menjawab,  "Saya beli online di instagram, Bu. Di @nyonya_nursingwear. Coba search aja."
Kemudian Ibu itu lanjut penuh pertanyaan, katanya mau kasih tahu menantunya untuk beli juga, sambil berkata sambil tertawa, "Jaman Ibu dulu belum ada baju yang ada jendelanya. Ada aja ide orang jaman sekarang yaa."
Saya sangat nyaman menggunakan NNW di berbagai acara, entah itu kondangan, ngemall, atau ke dokter untuk imunisasi Azka. Kemanapun saya pergi, saya selalu mendapatkan pertanyaan yang sama: “Dimana beli bajunya?"
#NNW memang sangat membantu untuk Ibu menyusui. Nggak harus menggunakan baju kemeja saja untuk menyusui. Bisa juga tampil centil dengan dress, hehehe. Bener2 nursing in style!!
Sukses terus yah, NNW!

-Ade Irma Yusnita, Medan

Tuesday, September 29, 2015

Bukaan nursing wear yang tetap membuat nyaman beraktifitas

Saya merasa sangat bersyukur tahu baju menyusui sekaligus untuk hamil juga, Nyonya Nursing Wear. Pertama kali tahu dari hashtag di Instagram yang saya cari untuk persiapan menyusui. Waktu lihat koleksi Nyonya Nursing Wear, saya tertarik karena punya double function, bahkan triple function karena bisa dipakai saat hamil, menyusui dan dalam keadaan sedang tidak hamil dan menyusui. Waktu hamil sekitar 8 bulanan saya beli 2 items "Julia Flowery Dress" & "Rosie" yang salah satunya bisa saya pakai sampai 9 bulan. Nyaman dan bebas bergerak, itu yang saya rasakan waktu memakai koleksi brand ini. Setelah melahirkan pun, saya masih bisa pakai terutama untuk masa menyusui. Bajunya yang cantik, modern dan tidak terlihat seperti baju menyusui, tapi fungsinya sangat berguna untuk menyusui bayi saya. Akses/lubang menyusui pada pakaian sangat leluasa untuk menyusui, jadi bayi tetap nyaman, dan saya juga bisa menyusui di mana saja. Beda dengan dua merek lainnya yang pernah saya coba, tapi ternyata akses/lubangnya terlalu kecil jadi tidak leluasa untuk menyusui bayi. Beberapa hari yang lalu waktu saya ibadah di gereja, saya tetap dapat menyusui sambil mendengarkan khotbah dengan memakai dress "Anna Black" dari Nyonya Nursing Wear, yang waktu itu saya beli dari Breastfeeding Fair di Grand Indonesia bulan Desember 2014 lalu. Bajunya praktis dan tidak perlu apron untuk menutupi, karena lipatan di akses menyusui tersebut bisa menutupi puting. Jadi, tidak terlihat seperti menyusui, dan saya tetap bisa mengikuti ibadah tanpa harus keluar ruangan. Kira-kira 4 bulanan sudah saya pakai koleksi Nyonya Nursing Wear (coba tahu dari awal hamil :D). Senang bisa sharing tentang Nyonya Nursing Wear sama anggota keluarga yang juga sedang hamil supaya mereka prepare baju menyusui. Secara keseluruhan saya sangat puas dengan desain dan kenyamanan dari koleksinya Nyonya Nursing Wear dan masih berniat beli lagi. Terima kasih Nyonya Nursing Wear.

- Paulina, Jakarta Selatan

A shoutout from Melbourne

I gave birth to my first child at the Royal Women Hospital in Melbourne October last year. I've ordered a few of nursing cloths from Nyonya Nursing Wear to be brought by my mum before I went into labor. The midwives and doctor there were amazed by those cloths. They said it was handy and clever designs. One thing for sure, those cloths were extremely helpful since I have to fed my newborn every hour at the hospital!

- Rina Amalia, Bogor

Monday, September 21, 2015

Nursingwear yang tidak membosankan

Pengalaman saya memakai produk NNW: Bahannya enak dan modelnya ga bikin saya bosan. Saya bisa bilang bahannya enak karena saya sudah pernah mencoba beberapa baju menyusui dari merk lain. Selain itu, model bukaan pada baju-bajunya juga memudahkan. Yang paling penting, nggak perlu lagi pakai nurse cover karena aman nggak akan kelihatan.
Thanks NNW membuat semangat Ibu menyusui.

- Agnes Ditha

Monday, September 14, 2015

Nyaman berjalan-jalan dengan keluarga

Bismillahirahmannirahim..

Jalan-jalan adalah hal paling menyenangkan untuk seorang ibu rumah tangga seperti saya, apalagi jalan-jalan bersama anak dan suami. Suatu hari, saya, suami dan Baby Genta bersiap pergi ke taman kota, lalu ibu mertua saya bertanya, “Kok tumben gak pake baju menyusui, nanti ribet loh harus cari nursing room di taman”. Dalam hati, saya senang karena baju menyusui yang saya pakai tidak terlihat seperti baju menyusui kebanyakan yang hanya menggunakan kancing depan untuk akses menyusui.
Kemudian saya menjawab, “Ini baju menyusui kok, Bu. Hanya modelnya saja yang modern, bahannya juga bagus tidak panas kalo dipake ke taman.
Saat itu saya menggunakan Casey Peach dari NNW. Elbow patch yang lagi tren yang membuat saya tertarik untuk membelinya.
Teman-teman saya sesama pejuang ASI pun kalo lihat saya pake Casey jadi sering bertanya, kok ada baju menyusui trendy seperti ini, ga ribet dan bahannya super nyaman.
Terimakasih NNW sudah menjadi sahabat pejuang ASI dengan modelnya yang keren dan up to date!

- Dyah Kartika S, Purwokerto

Sunday, September 13, 2015

Jalan-jalan Sambil Menyusui

Beberapa tahun lalu pada saat iparku melahirkan, belum ada produsen baju menyusui. Bahkan belum ada ruangan khusus bayi di mal-mal. Iparku memberikan ASI bagi anaknya. Tapi karena kendala menyusui di muka umum, sejak awal iparku juga memberikan formula pada saat bepergian. Di saat anaknya berusia 9 bulan, iparku menghentikan pemberian ASI dan memberikan susu formula sepenuhnya.

Aku bersyukur ketika akhirnya memiliki anak, sudah banyak pilihan baju-baju menyusui. Kemudahan ini mempunyai peranan yang sangat besar untuk kesuksesan pemberian ASI bagi anak-anakku minimal 2 tahun.

Perjalanan pemberian ASI bagi anak pertama dimulai dengan apron menyusui. Ternyata penggunaan apron menyusui hanya bertahan 1 bulan. Anakku berontak jika disusui di dalam apron menyusui. Kemudian dimulailah perjalanan mencoba berbagai merk baju menyusui. Pilihan utama jatuh pada baju menyusui bukaan kancing jepret karena aku kurang sreg dengan baju-baju menyusui bahan kaos yang ada di pasaran saat itu. Aku setia dengan pilihan utama tersebut sampai lahir anak kedua.

Anak pertamaku tergolong sabar. Aku masih sempat mengaitkan penutup cup bra dan mengancingi bukaan menyusui yang menggunakan kancing jepret setiap kali dia selesai menyusu. Anak keduaku termasuk anak yang tidak sabar. Setiap kali selesai menyusu, dia langsung berontak agar aku segera jalan atau bahkan dia minta turun dari pangkuan atau gendonganku. Seringkali aku tidak sempat mengaitkan penutup cup bra apalagi mengancingi bukaan menyusui. Aku harus segera menahan beban anakku yang sedang berontak supaya tidak terjatuh.

Maka perjalanan mencoba berbagai baju menyusui dimulai lagi. Kali ini aku fokus dengan bukaan menyusui yang harus bisa diakses lebih cepat. Akhirnya aku mempunyai kesempatan untuk mencoba baju menyusui Nyonya Nursing Wear. Bahannya dari kaos yang adem dan nyaman dikenakan. Modelnya pun modis dan banyak variasi.

Pakaian terfavorit adalah Phoebe. Aku sampai mempunyai 4 warna hanya untuk tipe yang ini. Bukaan menyusuinya sangat rahasia. Bahkan aku bisa dengan santai menyusui anakku di tengah keramaian seperti di mall, di airport, di dalam pesawat, di tepi pantai sampai di tengah jalan Orchard Singapura sewaktu libur lebaran tahun lalu. Banyak yang tidak menyadari kalau aku sedang menyusui anakku. Favoritku yang lain adalah Vidya, Lorie, Casey dan Sophie. Dan masih ada beberapa tipe lainnya yang aku miliki. Beruntung Nyonya Nursing Wear memproduksi baju yang rata2 terlalu besar buatku. Kalau tidak, entah sampai berapa banyak koleksi baju Nyonya Nursing Wear yang aku miliki.

Terima kasih Nyonya Nursing Wear.


- Sylvia Justana, Jakarta Barat

Sunday, August 30, 2015

Menjadi ibu susu untuk keponakan

Halo mom,
Saya mau sharing nih tentang pengalaman berkesan saya menggunakan baju NyonyaNursingWear. Ada banyak pengalaman, tapi yang paling berkesan adalah ketika saya menjadi ibu susu keponakan saya yang baru lahir.
Saya mempunyai seorang putri berusia 10 bulan. Alhamdulilah lulus ASI esklusif dan sampai saat ini masih ASI. Karena itu, saya selalu menggunakan baju menyusui atau baju yang ada zipper atau kancing di bagian dada untuk memudahkan ketika bayi saya ingin menyusu. Kalau di rumah, sudah pasti daster yang menjadi pakaian sehari-hari dan kalau keluar rumah NyonyaNursingWear solusinya. Nyonya nursing wear merupakan salah satu “brand clothing” favorit saya. Karena selain bahannya adem, model bajunya bisa digunakan untuk wanita berhijab. Nah, singkat cerita pada tanggal 27 Desember 2014, kakak saya melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan sehat secara SC. Saya dan keluarga menemani di rumah sakit selama beberapa hari. Karena proses SC dan air susunya belum lancar, kakak saya tidak bisa menyusui bayinya sedangkan bayinya sudah kehausan. Daripada diberi susu formula, saya pikir lebih baik saya bantu saja menyusui Adara (nama bayi tersebut). Risih memang menyusui di tempat yang ramai, tapi melihat anak sudah menangis kelaparan, ibu mana yang tega membiarkannya. Untungnya saat itu saya memakai baju menyusui dari NNW sehingga meskipun kamar ramai dipenuhi oleh tamu dan keluarga, saya masih bisa menyusui dengan perasaan tenang tanpa takut dada saya kelihatan. Memang benar, menyusui ketika ramai tidak akan mencolok apabila kita rileks dan tenang. Bahkan ketika menyusui kakak saya bertanya “Adara nggak jadi disusui?” kemudian saya jawab “ini lagi nyusu, kak. Karena bukaaanya lebar dan tertutup, perasaan kita jadi lebih santai sampai-sampai nggak kelihatan kalau kita sedang menyusui. Bahkan karena bukaanya sangat lebar, saya juga bisa pumping tanpa harus repot-repot buka baju. Setelah Adara kenyang giliran anak saya yang menyusu. Udah kayak sembako aja nih pake antri menyusui segala. Salah satu kelebihan produk NNW yaitu bahan kain yang digunakan tidak panas dan bukaannya juga tidak menggunakan restleting. Jadi tertutup banget kalau lagi menyusui. Selain itu juga banyak salenya. Kesukaan ibu-ibu banget nih kalo dengar kata SALE. Sebelum tahu produk NNW, saya pernah menggunakan baju yang menggunakan restleting. Jadi, ketika bayi saya selesai nyusu terlihat ada bekas restleting dipipinya. Kasihan rasanya.
Singkat cerita, bahagia sekali rasanya bisa membantu untuk memberikan asi kepada keponakan saya yang pertama tersebut. Yang paling penting buat orang yang pelupa seperti saya nggak perlu repot-repot lagi bawa nursing apron kemana-mana. Terimakasih NNW.

Ini foto waktu Adara baru lahir banget. Masih fresh from raheem. Di foto ini saya menggunakan Ariana purple.
Dan ini foto saya dan anak saya Aleyna. Di foto ini saya menggunakan baju Nyonya buat kondangan loh. Pokoknya the best banget NNW.

  • Windy Fajar, Riau

Menemani perjalanan naik kereta api si kecil

 Akhirnya sempet juga menulis pengalaman saya selama memakai baju menyusui dari NyoNya Nursing Wear, meskipun sudah last day kontesnya. Harap dimaklumi, banyak banget tugas kuliah yang beberapa minggu terakhir ini Description: https://mail.google.com/mail/e/gtalk/328.  Sebelumnya, perkenalkan nama saya Muti’ah. Saya seorang PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar di salah satu perguruan tinggi kedinasan di daerah pinggiran Jakarta. Anak saya baru satu, namanya Ghaziya (Ziya), yang pada hari ini tepat berusia 18 bulan.
Pengalaman yang paling menarik selama memakai baju menyusui ini adalah ketika harus naik kereta ekonomi. Saya berasal dari Jogja. Setiap ada libur akademik atau jadwal kuliah yang kosong lama, minimal seminggu, pasti mbahnya Ziya di Jogja ingin cucu pertamanya ini pulang kampung ke Jogja. Enaknya setelah tugas belajar dan berstatus sebagai mahasiswa, saya punya lebih banyak hari libur daripada saat masih bekerja, terutama libur semester. Selama 2014, saya sudah pulang kampung enam kali (sebelumnya setahun 2 kali, karena di Batam penempatannya, jauh dan mahal). Mengingat jadwal libur dan keterbatasan cuti yang dimiliki suami, sempet pulang sendiri sama Ziya naik pesawat. Tapi saat mau libur akhir tahun kemarin berpikir, rasanya jadi boros banget ya kalo naik pesawat, maklum gaji PNS lain tidak sebesar PNS Pemda DKI Jakarta. Akhirnya, saya dan suami sepakat untuk pulang naik kereta ekonomi. Selain itu juga untuk menjawab tantangan suami, yang bilang saya manja nggak mau naik kereta ekonomi. Memang sih setelah ada Ziya jadi males naik kereta ekonomi. Bukan apa-apa, toh sekarang kereta ekonomi juga sudah enak, sudah ada ACnya; tapi duduknya aja yang nggak enak harus berhadap-hadapan. Rasanya risi aja kalo harus menyusui saat di depannya ada orang. Meskipun sudah ditutupi, kadang ziya suka narik-narik apronnya dan riskan kebuka. 
Saya akhirnya sudah mulai PD menyusui di kereta ekonomi, karena ada baju dari NyoNya Nursing Wear yang bahannya adem, nyaman pokoknya, nggak seperti baju menyusui yang saya  punya sebelumnya.  Pas antri mau turun dari kereta, beberapa orang bilang. “Wah…hebat ya, anaknya nggak rewel semaleman di kereta”. Dalam hati saya “mbatin”, Untung saya punya baju andalan dari Nyonya nursing wear, aksesnya gampang dan bahannya nyaman. Jadi kalau di kereta Ziya terbangun, langsung saya nenenin dan Ziya pun bisa tidur lagi. Saya pun tidak perlu khawatir bajunya akan terbuka karena bukaanya pas dan ziya juga nggak narik-narik baju saya lagi kalau bajunya kena mukanya Ziya lembut dan adem sih.  Saat ini baru punya basic Lorie dan Mandy, karena gampang dipadupadankan dengan outer yang berbeda-beda, mulai dari blazer, batik, atau cardigan. Pokoknya jadi baju andalan kalo pergi-pergi sama Ziya, terutama untuk jarak jauh, nyaman banget. Jadi ingin nambah koleksi lainnya. Terima kasih NyoNya Nursing Wear, sudah mengsupport ibu menyusui dengan bajunya yang super nyaman Description: https://mail.google.com/mail/e/gtalk/328 Semoga NNW makin sukses Description: https://mail.google.com/mail/e/gtalk/331


Salam,
Muti'ah Yasmin Basuki, Jakarta

Sunday, August 23, 2015

Imunisasi dan RS tidak lagi menjadi nightmare untuk si kecil

Membawa buah hati untuk imunisasi ke RS rasanya seperti mimpi buruk buat saya. Rasa tidak tega melihat jarum suntik menancap di tubuh yang mungil menjadikan saya harus mencari cara agar si kecil merasa nyaman dan aman setelah melalui proses rasa sakit. Hari itu, seperti biasa saya bersiap ke RS untuk imunisasi BCG. Bepergian dengan bayi asi mengharuskan saya selalu siap menyusui dimanapun kapanpun dalam kondisi apapun. Saya pilih memakai Lyla dari NNW, karena desainnya yang formal casual dan akses menyusuinya yang tidak ribet. Benar saja, ketika tiba giliran si kecil disuntik, kemudahan itu menjadikan magic buat saya untuk menenangkan tangisnya sesaat setelah disuntik. Tidak ada rasa ragu dan takut kelihatan sama dokternya, si kecil pun minum dengan nyaman. Terima kasih NNW.
Menyusui pun menjadi hal yang menyenangkan buat saya.

- Dyah Nuraini, Jakarta

Thursday, May 28, 2015

Berbelanja Baju Menyusui dengan Diskon Berlipat




Selama ini, saya tidak pernah berpikir bahwa memiliki baju menyusui itu penting. Hal ini bukan karena saya berpikir bahwa saya tidak ingin menyusui anak saya, sama sekali bukan itu alasannya. Dari awal kehamilan, saya telah mengetahui bahwa ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang tidak dapat digantikan oleh apapun di dunia ini. Alhamdulillah saya memiliki suami yang bisa juga disebut ayah ASI. Dialah yang pertama kali memberikan pendidikan tentang pentingnya ASI ini. Awalnya saya ingin melahirkan secara normal, tetapi ternyata saya harus melahirkan caesar karena air ketuban yang pecah tanpa adanya kontraksi. Walaupun Caesar, saya berhasil melakukan IMD (inisiasi menyusui dini) bagi anak saya. 

Tidak berhenti sampai sana, saya bercita-cita ingin memberikan ASI sampai S3 yaitu sampai anak saya berusia 2 tahun. Sampai saat ini, anak saya telah berumur 13 bulan, dan alhamdulillah saya berhasil memberikan asi sampai detik ini. Kesuksesan saya didukung oleh banyak hal, selain keluarga, tentu komitmen yang tinggi dari diri sendiri dibutuhkan. Saya adalah working mom. Hal ini berarti saya harus memompa dimanapun dan kapanpun. Sayangnya kantor saya belum memiliki nursing room, sehingga jika saya harus memompa, saya harus sembunyi-sembunyi memompa di musolla khusus wanita. Ada sedikit kesulitan jika saya menggunakan pakaian yang tidak ada kancing depan. Awalnya saya berpikir hal ini berarti saya harus menggunakan pakaian berkancing depan setiap hari selama ke kantor. Tetapi sebagai wanita saya juga ingin tampil modis. Kantor saya bukanlah kantor yang mengharuskan pekerjanya menggunakan seragam, kami dapat menggunakan pakaian apapun asal sopan dan rapi. Karena timbul kebosanan menggunakan pakaian berkancing depan yang mana rata-rata pakaian berkancing depan itu adalah kemeja, saya mulai mencari model di instagram. 

Dari sanalah pertama kali saya mengenal @nyonya_nursingwear. Akhirnya saya mencoba membeli 1 model dari @nyonya_nursingwear, ternyata pakaiannya sangat adem dan nyaman digunakan. Kelebihan lain dari @nyonya_nursingwear yaitu modelnya tidak hanya kancing depan, tetapi terdapat bukaan untuk menyusui, hal ini tentu memudahkan saya untuk memompa atau untuk menyusui anak saya. Selain itu hanya di @nyonya_nursingwear yang memmpunyai koleksi baju menyusui berupa kaos. Karena saya juga bosan berpakaian formal atau kemeja jika saya harus menyusui. Untungnya karena di koleksi @nyonya_nursingwear ini terdapat koleksi baju santai, rok, long dress bahkan piyama, sangat lengkap koleksinya. Kemudian saya memutuskan untuk menjadi pelanggan dengan menjadi member, karena dengan menjadi member terdapat kelebihan yaitu diskon 10% seumur hidup. Malah NNW  sering mengadakan diskon sampai dengan 40%. Dan dengan member masih diberikan tambahan diskon10% itu, jarang-jarang ada olshop yang memberikan double diskon seperti ini. Sampai saat ini NNW menjadi pilihan saya untuk ke kantor, hang out bersama teman atau saat kumpul-kumpul dengan keluarga, karena total koleksi NNW yang saya miliki telah mencapai 10 dan insyallah akan bertambah. Terima kasih NNW telah menjawab kebutuhan ibu menyusui seperti saya.

- Dian Palupi R, Malang

Monday, May 25, 2015

Coming Soon.. NyoNya Luxe Maternity

 
 
We are women. We love pretty dresses.
and
We know exactly how exciting it is to be in a party and dressed well.
but
We are also moms
Who want to give the best for our baby (breastmilk) and we know sometimes dressing up and breast feeding can be contrary.
That's why NNW Teams (who also moms) decided to launch their sister brand @nyonyaluxe_maternity , to make every mother to feel beautiful every time. Even in their special occasions. With @nyonyaluxe_maternity nursing kaftans, loose kebayas, and nursing party dresses, we will never have to worry anymore about breast feeding in party.

We are also understand how annoying it would be to bump into someone with the same dress at the party, that is why we make @nyonyaluxe_maternity collection in limited stock.
Be the first to get our collection and please save the date 16 June 2015 06:00pm for our Grand Launching.
Make your days special with @nyonyaluxe_maternity

Saturday, May 23, 2015

Panduan Penggunaan Layar oleh Anak di Bawah Usia 3 Tahun



Saat ini, keberadaan teknologi menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Begitupun dengan perkembangan anak yang tidak jauh dari layar (televisi, komputer, handphone, dll. Red.). Anak-anak dapat melihat layar secara langsung, maupun melalui orang tua dan guru di sekitar mereka yang menggunakan. Orang dewasa sekitar anak masa kini juga menyadari bahwa penggunaan gadget/layar dapat menjadi salah satu alat pembelajaran anak yang interaktif.

Artikel ini akan membahas mengenai panduan penggunaan layar bagi orang tua yang memiliki anak di bawah umur 3 tahun agar meminimalisir efek negatif dan memaksimalkan pembelajaran pada anak.

1. Batasi penggunaan layar pada anak, dan tetap tuntun anak untuk mengeksplorasi dunia nyata; anak akan lebih cepat belajar saat mereka berinteraksi dengan dunia nyata bersama orang tua, pengasuh, dan teman sebaya. Selain itu, berinteraksi dengan dunia nyata akan mengasah kemampuan sensori mereka (melalui penciuman, penglihatan, peraba, gerak anggota tubuh, pendengaran, dll).

2. Partisipasi aktif dan interaktif dari orang tua dalam mendampingi anak  menggunakan layar gadget, dapat mendukung pembelajaran anak lebih cepat terhadap muatan apa yang dia lihat. Bantu anak anda dalam menghubungkan apa yang dia lihat melalui layar, dengan dunia nyata. Cari cara untuk mengaplikasikan apa yang dilihat anak melalui layar.

3. Batasi waktu penggunaan TV dan jangan jadikan TV sebagai background sound sehari-hari, matikan tv saat tidak ada yang menonton; Ada penelitian yang menyebutkan bahwa TV sebagai latar saat anak bermain bisa merugikan untuk pembelajaran anak. Bagi orang tua, pilihlah waktu untuk menonton acara yang tidak diperuntukan untuk anak, saat anak sudah tidur.

4. Pilihlah konten dengan bijak, pastikan bahwa anak familiar dengan konten yang serupa di sekitarnya. Pilih program dan aplikasi yang memiliki komponen interaktif. Hindari program fast-paced (memiliki perpidahan scene dan gambar yang cepat, red.), yang menurut penelitian dapat merusak kemampuan anak untuk merencanakan dan menyerap informasi demi mencapai sebuah sasaran.

5. Saat menggunakan TV, aplikasi, dan layar sentuh dengan anak anda, fokuslah pada cerita, bukan terhadap fitur teknologi. Coba ajak berdialog, minta anak untuk menunjukkan gambar yang muncul di layar, bersama-sama menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Menghabiskan waktu lebih banyak terhadap teknoogi dapat menyebabkan anak kesulitan untuk menyerap inti cerita.

6. Hindari media layar (TV, telepon genggam, computer, tablet) di kamar anak, ada penelitian yang menyebutkan bahwa perangkat layar di kamar tidur dapat berpengaruh terhadap anak sulit tidur.  Hindari penggunaan media sebelum tidur, karena bisa berakibat anak menjadi terlalu bersemangat dan sulit tidur. Jangan tunjukan konten kekerasan pada anak, karena akan mengganggu kualitas tidur anak.

7. Hindari konsumsi snack atau makan saat menonton TV untuk menghindari asumsi kalori berlebih. Cabut layar (TV, telepon genggam, computer, tablet) di kamar anak, anak yang memiliki TV di kamarnya cenderung overweight dibanding anak yang tidak memiliki TV di kamarnya.

8. Batasi penggunaan teknologi, termasuk telepon genggam, oleh orang tua saat berada bersama anak. Berdasarkan penelitian, saat orang tua terdistraksi oleh penggunaan layar gadget, hal itu akan berpengaruh buruk terhadap perilaku anak, anak akan cenderung menjadi pencari perhatian, yang bisa berujung pada kemarahan orang tua. Gunakan momen keseharian, seperti waktu makan, sebagai kesempatan penting berkomunikasi dengan anak; pada saat itu, matikan TV dan biasakan aturan “no technology at the table”- tidak ada teknologi di atas meja, dan dialog sebagai keluarga.

Meskipun secara umum penelitian mengenai pengaruh layar media (selain menonton TV) masih sangat terbatas, namun dapat disimpulkan bahwa ada beberapa implikasi bagi orang tua dan pengasuh lainnya:

1. Bijaksana dalam memberikan akses terhadap layar (TV dan gadget) terhadap anak di bawah umur 3 tahun.

2. Membatasi penggunaan layar dan memastikan anak memiliki waktu cukup dalam menjelajah dunia 3D yang nyata dengan keluarga dan teman.

3. Berpartisipasi dan memanfaatkan layar secara interaktif, berbicara mengenai apa yang dilihat oleh anak dan dukung mereka untuk menggunakan pikiran dan gerak tubuh semaksimal mungkin untuk memaksimalkan proses belajar.

4. Bantu anak untuk menjembatani celah antara konten dari apa yang mereka lihat di layar, dengan pengalaman kehidupan nyata.

5. Pastikan bahwa isi acara memang ditujukan untuk tujuan belajar anak sesuai dengan usia. Idealnya, program atau game memikat anak secara interaktif. Semakin sering anak menggunakan pikiran dan gerak tubuh untuk menggunakan media, mereka akan semakin belajar.

6. Matikan TV saat tidak ada yang menonton.

7. Hindari penggunaan layar sebagai rutinitas pengantar tidur. Pastikan bahwa anak mendapatkan tidur yang berkualitas, dengan tidak mengizinkan TV dan jenis layar lain tersedia di kamar tidur anak.

8. Batasi waktu penggunaan layar anda pribadi saat sedang bersama anak.Terakhir, bangun kebiasaan “diet media” dari awal, sebagaimana ditunjukan melalui penelitian bahwa penentuan program dari awal berpengaruh terhadap pilihan yang akan datang, dan membentuk kebiasaan dalam melihat media. Saat orang tua biasanya mulai membatas penggunaan layar terhadap anak, sekitar 1-2 jam per hari, dengan majoritas konten edukasi, penggunaan media akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.


Sumber:
Key Research Findings Screen Sense: Setting the Record Straight
Research-Based Guidelines for Screen Use for Children Under 3 Years Old
Claire Lerner, LCSW, ZERO TO THREE and Rachel Barr, PhD, Department of Psychology and Director of Georgetown Early Learning Project at Georgetown University

Bacaan terkait: http://mamaot.com/2013/08/11/do-we-need-to-worry-about-touch-screen-babies/