Tuesday, August 23, 2016

Perjuangan Menyusui Bayi dengan Tongue Tie dan Lip Tie


Hai saya Pretty Angel Bastiaans, umur 30 tahun, ibu dari satu orang anak yang bernama Samantha Angela Sembiring. Dulu saya pegang travel tour Holyland milik keluarga, tapi sejak fokus untuk punya anak, saya sudah off dari travel. Sekarang kegiatan saya full untuk mengurus suami dan Sam. Tanggal 22 Agustus ini anak saya Samantha atau sering saya panggil Sam, genap berumur 2 tahun. 

Awal Sam lahir, saya sempat campur sufor (susu formula) karena saya kurang informasi tentang ASI, saya pikir ASI saja tidak cukup jadi harus dibantu dengan sufor. Beruntung teman saya di Solo yang bernama Dessy adalah konsultan laktasi, setiap hari dia chat saya, mengedukasi saya tentang pentingnya ASI. Saat Sam berumur 3 minggu, saya sudah lepas sufor dan menggunakan full ASI eksklusif, sampai sekarang saya masih menyusui sampai Sam nanti genap 2 tahun.

Sam lahir dengan kondisi tongue tie dan lip tie, keduanya grade 4. Awalnya saya tidak tahu karena memang dari awal saya kurang informasi tentang ASI, saya menyusui penuh perjuangan sekali, karena saya menyusui sampai berdarah-darah dan milk blister berkali-kali. Awalnya saya pikir menyusui sakit itu biasa pas awal-awal tapi ternyata sakitnya terus-terusan, nah waktu Sam 1 bulan, saya tanya Dessy kemudian dia minta saya foto mulut Sam sewaktu menangis, dan pada akhirnya dia pun mengkonfirmasi kalau Sam mengalami tongue tie.

Akhirnya Sam di frenotomi/insisi untuk tongue tienya, sebenarnya frenotomi itu tindakan kecil sekali, tapi untuk saya waktu itu rasanya sedih luar biasa karena masih umur sebulan tapi harus melalui proses itu. Bukan sekedar supaya aktivitas menyusui lebih lancar, tapi juga untuk kedepannya Sam tidak mengalami kendala bicara/ cadel. Setelah frenotomi akhirnya menyusui tidak sesakit sebelumnya meskipun masih terasa sakit, ditambah lagi waktu itu saya belum tahu ada baju menyusui. Bisa dibayangkan menyusui sambil menahan sakit (seperti disilet-silet), terus ribet dengan baju, sampai-sampai berkeringat, terus kalau di area publik harus pakai nursing cover lagi, yang ternyata bikin Sam semakin sebal, dan saya juga jadi stress. Akhirnya Dessy bilang rata-rata baby memang tidak suka dikasih nursing cover, karena sesekali baby kontak mata dengan ibunya dan kadang memakai nursing cover itu terasa sumpek. Jadi dia bilang, coba search di instagram/ internet tentang baju menyusui, dan akhirnya saya menemukan NNW di Instagram, betapa senangnya saya sampai-sampai berasa dapat harta karun :).

Waktu Sam umur 3 bulan saya sudah hampir putus asa menahan sakit dan milk blister yang bolak-balik muncul, akhirnya saya mencari ahli laktasi dan langsung berangkat ke Jakarta untuk menemui Dr. Rini di Kemang Medical Care. Ternyata tongue tie Sam mengalami re-attach karena proses insisi ditambah treatment setelah insisi yang kurang tepat, dan ternyata ada lip tie juga. Saat itu juga dilakukan tindakan insisi untuk tongue tie dan lip tie kepada Sam. Saat Sam berusia 5 bulan saya kembali lagi ke Jakarta karena saya kembali mengalami milk blister, dan ternyata tongue tie nya re-attach lagi. Dr. Rini bilang insisi pertama itu sangat menentukan dan akhirnya berujung dengan Sam harus operasi kecil dengan dokter bedah mulut untuk mengambil tongue tie nya, setelah itu barulah masalah menyusui benar-benar beres.


Kalau saya flash back, saya tidak tahu juga kenapa saya bisa kuat menahan sakit saat itu, dan hebatnya Sam, biasanya baby dengan tongue tie dan lip tie, apalagi sudah grade 4 akan jadi malas untuk menyusu, Tapi Sam tidak, saat saya berjuang untuk menyusui, dia berjuang pula untuk menyusu langsung ke ibunya. Anak dengan tongue tie dan lip tie yang belum tertangani biasanya berat badannya akan turun, tetapi berat badan Sam tetap naik dengan baik, itu tanda Sam juga berjuang.

Saat saya order produk NNW untuk kesekian kalinya, saya sampai bilang ke admin NNW, saya bersyukur sekali dengan adanya produk NNW. Mungkin untuk ibu-ibu yang tidak mengalami tantangan menyusui seperti saya, NNW hanya sekedar baju yang memudahkan untuk menyusui, tapi untuk saya, NNW sudah seperti teman seperjuangan dan sahabat saya. Saat saya harus menahan sakit, saya sangat tebantu sekali dalam berpakaian, tidak perlu ribet lagi mikirin baju dan juga nursing cover, sehingga saya bisa fokus untuk menyusui anak saya. Apalagi disaat launching Nyonya Luxe, saya sangat senang sekali karena saya bisa tetap cantik ke pesta tanpa harus mengorbankan Sam karena saya tetap bisa menyusui Sam kapanpun dan tanpa perlu pusing mencari ruangan untuk menyusui.

Karena kejadian ini, saya dijadikan seperti duta ASI di greja. Sekalipun saya belum menjadi konsultan laktasi, tapi saya mulai diminta untuk mengedukasi ibu-ibu untuk pro ASI. Puji Tuhan sudah 4 orang ibu yang saya tahu yang sudah memberikan full ASI untuk anaknya, karena di Medan masih sedikit sekali ibu-ibu yang pro ASI dibandingkan dengan Jakarta misalnya. Saya bersyukur sekali bisa menemukan NNW disaat saya benar-benar membutuhkan, Terima kasih sudah mendukung kami dan memudahkan kami para ibu untuk menyusui sehingga kami dapat memberikan yang terbaik untuk anak kami. Thank you so much Nyonya Nursing Wear, for making everything easier and prettier :)


-Pretty Angel Bastiaans, Medan

No comments:

Post a Comment