Saturday, May 23, 2015

Panduan Penggunaan Layar oleh Anak di Bawah Usia 3 Tahun



Saat ini, keberadaan teknologi menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Begitupun dengan perkembangan anak yang tidak jauh dari layar (televisi, komputer, handphone, dll. Red.). Anak-anak dapat melihat layar secara langsung, maupun melalui orang tua dan guru di sekitar mereka yang menggunakan. Orang dewasa sekitar anak masa kini juga menyadari bahwa penggunaan gadget/layar dapat menjadi salah satu alat pembelajaran anak yang interaktif.

Artikel ini akan membahas mengenai panduan penggunaan layar bagi orang tua yang memiliki anak di bawah umur 3 tahun agar meminimalisir efek negatif dan memaksimalkan pembelajaran pada anak.

1. Batasi penggunaan layar pada anak, dan tetap tuntun anak untuk mengeksplorasi dunia nyata; anak akan lebih cepat belajar saat mereka berinteraksi dengan dunia nyata bersama orang tua, pengasuh, dan teman sebaya. Selain itu, berinteraksi dengan dunia nyata akan mengasah kemampuan sensori mereka (melalui penciuman, penglihatan, peraba, gerak anggota tubuh, pendengaran, dll).

2. Partisipasi aktif dan interaktif dari orang tua dalam mendampingi anak  menggunakan layar gadget, dapat mendukung pembelajaran anak lebih cepat terhadap muatan apa yang dia lihat. Bantu anak anda dalam menghubungkan apa yang dia lihat melalui layar, dengan dunia nyata. Cari cara untuk mengaplikasikan apa yang dilihat anak melalui layar.

3. Batasi waktu penggunaan TV dan jangan jadikan TV sebagai background sound sehari-hari, matikan tv saat tidak ada yang menonton; Ada penelitian yang menyebutkan bahwa TV sebagai latar saat anak bermain bisa merugikan untuk pembelajaran anak. Bagi orang tua, pilihlah waktu untuk menonton acara yang tidak diperuntukan untuk anak, saat anak sudah tidur.

4. Pilihlah konten dengan bijak, pastikan bahwa anak familiar dengan konten yang serupa di sekitarnya. Pilih program dan aplikasi yang memiliki komponen interaktif. Hindari program fast-paced (memiliki perpidahan scene dan gambar yang cepat, red.), yang menurut penelitian dapat merusak kemampuan anak untuk merencanakan dan menyerap informasi demi mencapai sebuah sasaran.

5. Saat menggunakan TV, aplikasi, dan layar sentuh dengan anak anda, fokuslah pada cerita, bukan terhadap fitur teknologi. Coba ajak berdialog, minta anak untuk menunjukkan gambar yang muncul di layar, bersama-sama menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Menghabiskan waktu lebih banyak terhadap teknoogi dapat menyebabkan anak kesulitan untuk menyerap inti cerita.

6. Hindari media layar (TV, telepon genggam, computer, tablet) di kamar anak, ada penelitian yang menyebutkan bahwa perangkat layar di kamar tidur dapat berpengaruh terhadap anak sulit tidur.  Hindari penggunaan media sebelum tidur, karena bisa berakibat anak menjadi terlalu bersemangat dan sulit tidur. Jangan tunjukan konten kekerasan pada anak, karena akan mengganggu kualitas tidur anak.

7. Hindari konsumsi snack atau makan saat menonton TV untuk menghindari asumsi kalori berlebih. Cabut layar (TV, telepon genggam, computer, tablet) di kamar anak, anak yang memiliki TV di kamarnya cenderung overweight dibanding anak yang tidak memiliki TV di kamarnya.

8. Batasi penggunaan teknologi, termasuk telepon genggam, oleh orang tua saat berada bersama anak. Berdasarkan penelitian, saat orang tua terdistraksi oleh penggunaan layar gadget, hal itu akan berpengaruh buruk terhadap perilaku anak, anak akan cenderung menjadi pencari perhatian, yang bisa berujung pada kemarahan orang tua. Gunakan momen keseharian, seperti waktu makan, sebagai kesempatan penting berkomunikasi dengan anak; pada saat itu, matikan TV dan biasakan aturan “no technology at the table”- tidak ada teknologi di atas meja, dan dialog sebagai keluarga.

Meskipun secara umum penelitian mengenai pengaruh layar media (selain menonton TV) masih sangat terbatas, namun dapat disimpulkan bahwa ada beberapa implikasi bagi orang tua dan pengasuh lainnya:

1. Bijaksana dalam memberikan akses terhadap layar (TV dan gadget) terhadap anak di bawah umur 3 tahun.

2. Membatasi penggunaan layar dan memastikan anak memiliki waktu cukup dalam menjelajah dunia 3D yang nyata dengan keluarga dan teman.

3. Berpartisipasi dan memanfaatkan layar secara interaktif, berbicara mengenai apa yang dilihat oleh anak dan dukung mereka untuk menggunakan pikiran dan gerak tubuh semaksimal mungkin untuk memaksimalkan proses belajar.

4. Bantu anak untuk menjembatani celah antara konten dari apa yang mereka lihat di layar, dengan pengalaman kehidupan nyata.

5. Pastikan bahwa isi acara memang ditujukan untuk tujuan belajar anak sesuai dengan usia. Idealnya, program atau game memikat anak secara interaktif. Semakin sering anak menggunakan pikiran dan gerak tubuh untuk menggunakan media, mereka akan semakin belajar.

6. Matikan TV saat tidak ada yang menonton.

7. Hindari penggunaan layar sebagai rutinitas pengantar tidur. Pastikan bahwa anak mendapatkan tidur yang berkualitas, dengan tidak mengizinkan TV dan jenis layar lain tersedia di kamar tidur anak.

8. Batasi waktu penggunaan layar anda pribadi saat sedang bersama anak.Terakhir, bangun kebiasaan “diet media” dari awal, sebagaimana ditunjukan melalui penelitian bahwa penentuan program dari awal berpengaruh terhadap pilihan yang akan datang, dan membentuk kebiasaan dalam melihat media. Saat orang tua biasanya mulai membatas penggunaan layar terhadap anak, sekitar 1-2 jam per hari, dengan majoritas konten edukasi, penggunaan media akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.


Sumber:
Key Research Findings Screen Sense: Setting the Record Straight
Research-Based Guidelines for Screen Use for Children Under 3 Years Old
Claire Lerner, LCSW, ZERO TO THREE and Rachel Barr, PhD, Department of Psychology and Director of Georgetown Early Learning Project at Georgetown University

Bacaan terkait: http://mamaot.com/2013/08/11/do-we-need-to-worry-about-touch-screen-babies/

No comments:

Post a Comment